Gubernur BI optimistis rupiah bisa kembali ke level Rp 13.600 seperti sebelum Covid-19
Reporter Tribunnews.com Yanuar Riezqi Yovanda melaporkan-Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Bank Indonesia (BI) menilai nilai tukar saat ini masih di bawah nilainya atau undervalued, dan kemungkinan akan terus menguat menuju level dasar. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan akibat pandemi corona atau Covid-19, nilai tukar rupee terhadap dolar AS saat ini belum mencapai level dasarnya.
“Ingat, sebelum Covid-19, nilai tukar rupee dulu di bawah Rp 14.000. Pernah Rp 13.800 (juga mencapai Rp 13.600 yang akan menghasilkan Rp),” ujarnya, Kamis (28/5/2020). ) Saat ditemui di conference call di Jakarta
Pada saat yang sama, ia menjelaskan bahwa rupee kemarin ditutup pada harga Rp. Kenaikan 14.670 USD terhadap Rp. 60 dolar dan akan terus menguat.
Baca: Kritik Haris Azhar atas Pernyataan Menteri Airlangga: Masyarakat Jadi Ujian Politik. . .
Selain itu, rupee juga diperdagangkan secara rutin sekitar 14.700 rupee, yang membuat BI yakin bahwa nilai tukar akan terus menguat di masa mendatang.
Ingat: Jumat adalah hari terakhir kegiatan pencucian uang mobil di Jakarta — “Rupee bergerak menuju level dasar. Penurunan tingkat inflasi menunjukkan tingkat dasar nilai tukar, dan penurunan tingkat inflasi secara fundamental akan mendukung nilai tukar rupee. Kenaikan rupee, kata Perry .
Baca: Tipe A, Nenek Moyang Mitsubishi Motors Pertama Produksi Kobe Shipyard

Selain itu, penurunan defisit transaksi berjalan juga mendukung naiknya nilai tukar rupee karena devisa akan turun.
“Tadi saya tunjukkan bahwa modal asing terus mengalir ke portofolio investasi, terutama di SBN, yang juga akan memperkuat nilai tukar rupee. Selain itu, imbal hasil SBN yang murah hati juga mendukung kestabilan nilai tukar rupee terhadap nilai tukar fundamental.