PON Papua ditunda, Komite X meminta BPKP-LKPP untuk memaksimalkan pengawasan dan bantuan

Laporan oleh Reza Deni, seorang jurnalis dari Tribunnews.com di Jakarta-Dewan Legislatif X DPR RI Abdul Hakim Bafagih menekankan bahwa karena popularitas corona, Pekan Olahraga Nasional ke-20 ( PON) tertunda. -Member PAN ingat bahwa Keuangan Publik dan Biro Pengawasan Pembangunan (BPKP) dan Biro Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP) terus mengawasi dan membantu dalam rangka memaksimalkan tanggung jawab keuangan negara. Sebelum dan sebelum menerapkan SOP, masalah sering terjadi setelah implementasi. Secara khusus, jika Anda mendengarkan konten yang disampaikan oleh BPKP pada persiapan PON XX, ada banyak kekurangan dalam persiapan anggaran dan kegiatannya. Tribunnews menjabat sebagai juri dalam pernyataan yang diterima pada Kamis (23/4/2020).

Baca: PSBB DKI Jakarta telah diperpanjang selama 28 hari, ini adalah panggilan Kepolisian Nasional

Baca: Sebuah keluarga di Magetan bertanya kepada Kalimantan kapan harus diisolasi secara independen, ini adalah saat ditemukan Nasib membaca: Yuni Shara memastikan bahwa ketika Lebaran, Ikhlas mengikuti perintah pemerintah, karyawan rumahnya tidak kembali ke komite kerja (Panja) Penanggung jawab PON XX menjelaskan bahwa dalam pertemuan hari ini dengan BPKB, setidaknya empat hal menjadi fokus pertemuan Panja.

“Tentang rencana permintaan anggaran (RKA), termasuk rencana keseluruhan masalah implementasi yang belum diperbarui, dan diskusi dan audit internal tim audit internal PB PON XX dan presiden, serta audit internal,” lanjut hakim – kemudian hakim terus mengatakan bahwa dalam data RKA Bahkan ada beberapa orang sendiri, seperti rencana yang tidak menunjukkan rincian pengeluaran, jumlah yang salah, dan pembayaran berulang.

“Bahkan jika alokasi anggaran PON XX sangat penting, dan RKA adalah titik awal untuk anggaran, harganya sendiri memiliki banyak kekurangan.” Dia mengatakan – juga mengangkat masalah logo PON XX oleh hakim. Dirinha mempertanyakan perubahan ini, karena perubahan dalam desain logo jelas disertai dengan perubahan tajam dalam biaya, dari awal menjadi kurang dari 200 juta rupiah, menjadi sekitar 3 milyar rupiah.

“Ini adalah peningkatan besar. Ini harus dijelaskan secara kronologis agar tidak tiba setelah implementasi, yang menjadi masalah,” kata politisi PAN.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *